Your Own Wealth : Kekayaan Sejati

Nida Aulia Wahyudi
1 min readMar 1, 2024

--

Ketika kita berbicara tentang kekayaan, mungkin pandangan kita langsung merujuk pada gemerlap emas dan berlian. Namun, percayakah Anda bahwa setiap manusia di dunia diberikan rasa syukur bersamaan dengan rasa yang berkebalikan dengannya? Bagi saya, syukur adalah kekayaan yang sejati.

Seringkali, Tuhan membantu saya di saat-saat hidup berada di titik kritis. Dia mengingatkan saya bahwa saya memiliki-Nya dengan cara memposisikan saya dalam situasi tanpa daya, memohon kepada-Nya yang Maha Berkuasa. Rasa takut kepada Tuhan, rasa tak berdaya itu, membuat saya merasa kaya; membuat saya merasa penuh dan utuh sebagai manusia yang menghamba kepada-Nya.

Pada suatu hari di bulan Ramadhan, Syeikh Ali Jaber, berkata, “bahkan kehilangan seseorang bisa menjadi syukur, maka ucapkanlah Alhamdulillah.” Benar, Alhamdulillah adalah yang membuat saya merasa utuh dan kaya. Merasa bahwa saya tidak ditinggalkan sendirian, bahwa saya selalu diawasi oleh Tuhan.

Terkadang, di fase-fase tidak menyenangkan dalam hidup, saat itulah orang lain mungkin merasa itu adalah fase terbaik dalam hidup mereka.

Sebagai contoh, saat kita lulus ujian masuk perguruan tinggi dengan kuota tertentu, sementara orang lain dengan nilai yang lebih rendah mengutuk takdir. Namun, masa itu meninggalkan memori yang baik bagi kita. Maka, janganlah mengutuk takdir.

Suatu hari, saat saya bertengkar dengan seseorang, saya merasa tidak diinginkan. Namun, hal ini membawa saya untuk memiliki waktu bercerita kepada ibu saya. Ibu merasa dibutuhkan, dan dia senang berbicara bersama saya, mengetahui segala hal tentang saya. Ah, lihat? Pertengkaran itu bisa menjadi syukur bagi ibu saya.

Sejatinya, dunia memang abu-abu, tidak pernah hitam atau putih.

Semoga Anda semua selalu sehat! Teruslah bersyukur.

--

--